ut

Kamis, 30 Juli 2015

Lomba Blog Dies Natalis Universitas Terbuka ke-31

     Universitas Terbuka membangun pagar Bangsa
    
     Pertama kali saya mengenal UT ketika masih berusia 9 tahun. Pada saat itu, saya sering melihat Bapak saya membaca modul-modul tebal bercover warna  kuning setiap sore hari. Kenangan saya pada saat itu, adalah gambar depan modul tersebut yaitu buku yang terbuka serta dengan label Universitas Terbuka. Bapak, akhirnya dapat menyelesaikan kuliah akta IVnya dalam waktu lebih dari 1 tahun dan nilai lumayanlah untuk ukuran pekerja , seorang bapak dan berusia lebih dari 35 tahun.
     Waktu berlalu tahun berganti , setelah saya menyelesaikan D3 sempat terpikir untuk kuliah di UT mengambil FKIP matematika  tetapi saya tak kunjung melakukannya. Hal ini disebabkan karena saya ragu-ragu dan takut tidak dapat menyelesaikan kuliah di UT. Sayapun akhirnya untuk sementara melupakan keinginan saya. Tak terasa waktu berlalu hingga saya memiliki dua anak dan menyelesaikan kuliah S2 saya. Selama pembuatan tesis saya sangat tertarik dengan penelitian, metodelogi dan statistika. Setelah selesai kuliah S2 saya,  Saya merrasa haus akan ilmu. Samoai suau hari, saya membaca koran dan melihat iklan UT ternyata, di UT ada Program studi statistika sedangkan di kota saya tidak ada yang menyelenggarakannya, kalaupun ada orang seusia saya mungkin tidak bisa mengikutinya.
     Akhirnya, sayapun mendaftar di prodi tersebut. Pertama kali saya registrasi saya langsung tau kapan saya akan melaksanakan ujian, jadwal ujian serta soalnya saja sudah tahu pilihan ganda atau essay, Biaya murah saya dapat belajar walaupun tanpa ke kampus. Sampai saat ini, saya masih tetap kuliah di UT tersebut.
     Saat yang paling dinanti dan buat deg-degan adalah pada saat ujian semester. Momen tersebut adalah momen dimana semua mahasiswa UT bisa bertemu. Ada yang masih muda, ada yang tua, ada yang hamil, ada pejabat, ada dari kota, ada dari daerah. Berkumpul menjadi satu. tidak membedakan usia, tidak membedakan status.
   UT telah membuka kesempatan selebar-lebarnya untu seluruh orang di Indonesia dapat mengenyam pendidikan, walaupun di daerah terpencil, walaupun sambil bekerja, walaupun sudah tua semua bisa mengaksesnya. Tidak ada perbedaan diantara semua mahasiswanya. Pelayanan UT kerren, cepat dan administrasinya baik. Universita Terbuka memang bisa memagari bangsa karena telah dapat mengatasi  kesenjangan dalam masalah pendidikan tinggi. UT membangun pagar bangsa.
     Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas TErbuka ke-31. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan,