ut

Senin, 18 Mei 2015

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM



TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

1.       Pengertian
     Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.1
     Menurut Brunner dan Suddart (2002), relaksasi nafas adalah pernapasan abdomen dengan frekuensi lambat atau perlahan, berirama, dan nyaman yang dilakukan dengan memejamkan mata.2
   Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot.1
    Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.



2. Jenis-jenis teknik relaksasi 1,2
     Relaksasi ada beberapa macam. Miltenberg (2004) mengemukakan 4 macam relaksasi, yaitu relaksasi otot (progressive muscle relaxation), pernafasan (diafragmatic breathing), mediatasi (attention-focusing exercises), dan relaksasi perilaku (behavioral relaxation training).
a.   Autogenic relaxation
Merupakan jenis relaksasi yang diciptakan sendiri oleh individu bersangkutan. Cara seperti dilakukan dengan menggabungkan imajinasi visual dan kewaspadaan tubuh dalam menghadapi setres. Tehnik ini dapat dlakukan dengan cara :
1.     Memberikan sugesti sendiri dengan kata-kata tertentu yang dapat memberikan ketenangan.
2.     Mengatur pernafasan dan rileks (memberikan rasa nyaman) pada tubuh.
3.     Membayangkan sesuatu atau tempat-tempat yang indah dan tenang secara fokus dan terkontrol sambil merasakan sensasi berbeda yang muncul dalam pikiran.
4.     Tangan saling melipat pada masing lengan yang berlawanan.
b.   Muscle relaxation
Teknik ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada otot-otot. Ketika terjadi stress otot-otot pada beberapa bagian tubuh akan menjadi menegang seperti otot leher, punggung, lengan. Teknik dilakukan dengan cara merasakan perubahan dan sensasi pada otot bagian tubuh tersebut. Teknik dapat dilakukan dengan meletakkan kepala diantara kedua lutut (kira-kira selama 5 detik) dan merebahkan badan kebelakang selama perlahan selama 30 detik, sikap ini dilakukan terus secara berulang sambil merasakan perubahan pada otot-otot tubuh.
c.    Visualisasi
Teknik ini merupakan bentuk kemampuan mental untuk berimajinasi seperti melakukan perjalanan ke suatu tempat yang damai, atau situasi yang tenang. Teknik visualisasi seolah-olah menggunakan beberapa indera secara bersamaan. Beberapa teknik relaksasi lainnya yang familiar dapat dilakukan seperti : Yoga, Tai chi, meditasi, mendengar musik, pijit (spa), zikir, dan sebagainya.

3.   Tujuan
     Smeltzer & bare menyatakan bahwa tujuan teknik relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi setres baik setres fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeridan menurunkan kecemasan.1

4.   Patofisiologi teknik relaksasi nafas dalam terhadap nyeri
   Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengendalikan nyeri dengan meminimalkan aktifitas simpatik dalam sistem saraf otonom. Ibu meningkatkan aktifitas komponen saraf parasimpatik vegetatif secara simultan. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terrhadap rasa nyeri. 3
   Hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan stres akan menurun, ibu dapat meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu untuk mengatur pernafasan sampai frekuensi pernafasan kurang dari 60-70x/menit. Kadar PaCO2 akan meningkat dan menurunkan PH sehingga akan meningkatkan kadar oksigen dalam darah.3
Memberikan rasa tenang
Rasa nyeri persalinan
hormon adrenalin
oksigen dalam darah
-  Kecemasan
-  Rasa takut
-  Kelelahan
-  stress
Mengurangi detak jantung
↓ tekanan darah
Nyeri 
Teknik relaksasi nafas dalam
Meningkatkan konsentrasi
Mempermudah mengatur pernafasan
 













Gambar 1.1. Patofisiologi




5.       Manfaat teknik relaksasi nafas dalam
     Melakukan relaksasi dapat memberikan keuntungan secara emosional dan psikologis ketika stress terjadi;4
a.    Keuntungan emosional
1)      Memberikan pengalaman positif tentang melahirkan pada ibu
2)      Mengurangi ketegangan dan ketakutan ibu pada saat persalinan
3)      Berpartisipasi nyata dalam melahirkan anaknya
4)      Membantu tumbuhnya hubungan antara orang tua dan anak
5)      Membantu tumbuhnya hubungan antara ibu dan bapak
b.   Keuntungan fisiologis
1)     Dapat mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat-obatan dan dapat mengurangi risiko terrhadap bayi
2)     Mencegah terjadinya komplikasi seperti nyeri sampai dengan menurunnya oksigen
3)     Ibu dapat bekerjasama pada saat pemeriksaan
4)     Ibu tidak merasa lelah pada saat dan sesudah melahirkan

6. Metode yang mendasari teknik relaksasi nafas dalam 3,4
a.      Metode Dick-Read
Bersamaan dengan pendidikan dan latihan pernafasan, relaksasi telah menjadi landasan persalinan yang disiapkan sejak Dick-Read pertama kali mempertahannkannya (1933).
Grantiny Dick-Read  dalam dua bukunyya,natural childbirth (1933) dan childbirth without fear (1944), menuliskan bahwa rasa nyeri melahirkan merupakan akibat pengaruh sosial dan sindrom tkaut tegang-nyeri, untuk mengganti rasa takut maupun nyeri program Dick-Read meliputi pemberian informasi tentang persalinan dan melahirkan disamping nutrisi, hygienis dan latihan fisik yang diantaranya latihan relaksasi secara sadar dan latihan pola nafas.
Relaksasi secara sadar meliputi relaksasi progresif kelompok otot seluruh tubuh. Dengan banyak berlatih, wanita mampu relaksasi sesuai perintah, baik selama kontraksi maupun diantara kontraksi. Pola nafas meliputi nafas dalam pada abdomen hampir sepanjang masa bersalin, nafas pendek menjelang akhir tahap pertama, dan sampai pada waktu terakhir ini, menahan nafas pada tahap persalinan.
b.     Metode Lamaze
Metode Lamaze berasal dari karya Povlov tentang classical condotioning. Metode menurut Lamaze, rasa nyeri merupakan respon bersyarat. Wanita juga dapat dikondisikan supaya tidak mengalami rasa nyeri pada saat melahirkan. Metode Lamaze membuat wanita berespon terhadap konraksi rahim buatan dengan mengendalikan relaksasi otot dan pernafasan sebagai ganti berteriak dan kehilangan kendali.
Wanita ini diajar untuk merelaksasikan otot-otot yang tidak terlihat saat ia mengkontraksikan otot tertentu. Ia akan menerapkan latihan ini pada saat melahirkan, yakni dengan merelaksasikan semua otot bahwa pernafasan dada mengangkat diafragma dari rahim yang berkontraksi. Pola pernafasan dada bervariasi, sesuai intensitas kontraksi dan kemajuan persalinan.

7. Prosedur teknik relaksasi nafas dalam 4
a.      Teknik relaksasi secara umum
1)     Duduk dengan tenang dalam posisi nyaman
2)     Tutup mata
3)     Ciptakan rasa relaks pada smua otot-otot anda
4)     Kosongkan pikiran anda
5)     Atur pernafasan dengan cara bernafas dengan hidung dan mengeluarkannya dengan mulut, lalu hitunglah dengan mulut, lakukan secara berulang-ulang.
6)     Saat menarik dan melepaskan nafas lewat mulut rasakan perubahan dan sensasi pada dada dan anggota tubuh yang lain.
7)     Lakukan secara berulang-ulang selama 10 menit.
b.     Teknik relaksasi nafas dalam
1)     Ciptakan lingkungan yang tenang
2)     Usahakan tetap rileks dan tenang
3)     Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan
4)     Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks
5)     Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
6)     Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan
7)     Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
8)     Usahakan agar tetap konsentrasi/ mata sambil terpejam
9)     Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah nyeri
10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali
12) Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

8. Faktor- faktor yang memengaruhi teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri 4
Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu:
a.      Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasmeyang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic.
b.     Teknik relaksasi nafas dapat dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin.
c.      Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat
Relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.
     Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi sistem syaraf otonom yang merupakan bagian dari sistem syaraf perifer yang mempertahankan homeostasis lingkungan internal individu. Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti bradikinin, prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf simpatis sehingga menyebabkan vasokontriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan berbagai efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.














DAFTAR  PUSTAKA

1.     Smeltzer SC, Bare BG. Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth edisi 8 volume 1.Alih bahasa Waluyo A, Karyasa IM, Julia, Kuncara, Asih Y. EGC. Jakarta; 1997.

2.     Setyoadi, Kushariyadi. Terapi modalitas keperawatan pada klien psikogeriatrik. Salemba Medika. Jakarta; 2011.

3.     Henderson C, Jones K. Buku ajar konsep kebidanan. Alih bahasa Anjarwati R, Komalasari R, Adiningsih D. EGC. Jakarta;2005.

4.     Teknik relaksasi nafas dalam. [diunduh pada tanggal 21 April 2013] tersedia www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312001/bab2.pdf















Tidak ada komentar:

Posting Komentar