EDITING DATA
Tahap editing data atau yang disebut
juga tahap pemeriksaan data adalah proses peneliti memeriksa kembali data yang
telah terkumpul untuk mengetahui apakah data yang terkumpul cukup baik dan
dapat diolah dengan baik.
Dalam editing terhadap jawaban-jawaban tersebut perlu
memperhatikan hal-hal berikut.
1. Lengkapnya Pengisian,
Kuesioner harus diisi lengkap. Setiap pertanyaan yang
diajukan harus ada jawabannya, sekalipun jawaban itu berbunyi "TIDAK
TAHU" atau "TIDAK ADA PENDAPAT" atau ""TIDAK
MENJAWAB". Apabila ada yang kosong, tentu pewawancara lupa menanyakan
pertanyaan tersebut atau lupa menulis jawabannya. Maka, jangan sampai ada kolom
jawaban yang kosong. Jawaban yang kosong akan menimbulkan kebingungan dalam
pengkodean (langkah berikutnya yang nanti akan Anda pelajari).
2. Tulisan yang Jelas/kejelasan Tulisan
Tulisan yang buruk atau acak-acakan atau sukar dibaca
dapat mempersulit pengolahan data. Kesulitan ini dapat membuat peneliti salah
dalam menangkap maksud jawaban, sehingga jawaban yang didapat akan sia-sia,
terutama untuk jawaban terhadap bentuk-bentuk pertanyaan terbuka. Maka tulisan
sedapat mungkin jelas (kalau bisa huruf cetak).
3. Kejelasan Makna Jawaban
Untuk meneliti hal ini perlu dilihat apakah
pewawancara menuliskan jawaban dengan susunan yang rapi dan tulisan yang jelas.
Susunan yang rapi adalah bahwa si pewawancara menuliskan jawaban dengan pola
kalimat yang lengkap, jelas dan logis, kalau bisa sistematis. Ada yang
diterangkan dan ada yang menerangkan.
4. Konsistensi/keajegan dan kesesuaian antar
jawaban.
Ini juga harus diperhatikan. Apakah jawaban-jawaban
responden yang dicatat pewawancara cukup logis dan sesuai antara jawaban di
pertanyaan yang satu dengan jawaban lain di pertanyaan yang lain? Penyebabnya
mungkin saja responden berusaha menutup-nutupi sesuatu atau boleh jadi si
pewawancara kurang kritis, kurang teliti mencatat jawaban atau bahkan malas
untuk menanyakan lebih lanjut.
5. Relevansi jawaban
Apabila pewawancara kurang cakap merumuskan pertanyaan
yang diajukan, maka responden sering kali memberi jawaban yang ternyata tidak
atau kurang bersangkutpaut dengan persoalan sebenarnya.
6. Keseragaman Kesatuan Data
Dalam contoh itu terlihat bahwa pertanyaan dan jawaban
tentu tidak relevan sehingga data/jawaban itu berbeda dengan maksud pertanyaan
sebenarnya. Maka, pertanyaan tersebut tentu saja tidak dapat diolah karena
jawaban tersebut tidak relevan.
Data harus dicatat dalam satuan-satuan yang seragam.
Apabila tidak, kesalahan-kesalahan dalam pengolahan dan analisis data mungkin
sekali akan terjadi. Bila data mengenai luas tanah, misalnya, sudah ditetapkan
untuk diukur dalam satuan hektar; jangan kemudian pada kuesioner itu ditulis
lagi dalam satuan ukuran lain (meter persegi, are, atau lainnya).
Pada waktu editing, apabila dalam kuesioner itu
ditemui adanya cacat yang ditimbulkan oleh karena kurang diperhatikannya
hal-hal di atas, maka biasanya editor berkewajiban mengembalikan kuesioner
tersebut kepada pewawancara. Pewawancara bersangkutan lalu berkewajiban memperbaiki
kekurangsempurnaan pengisiannya itu. Kalau perlu, penyempurnaan tersebut
dilakukan dengan jalan mengulang kembali wawancara (observasi kembali).
DAFTAR PUSTAKA
Malo, Manasse ,dkk , 2002 . Metode Penelitian Kuantitatif .
Universitas Terbuka . Jakarta.
Diakses Tanggal 15 Mei 2012, Waktu 5.20
WIB, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31472/1/Appendix.pdf
Diakses Tanggal 15 Mei 2012, Waktu 5.30
WIB,
Diakses Tanggal 15 Mei 2012, Waktu 5.25
WIB,
http://www.pustaka.ut.ac.id/fisip/sosiologi/1039-sosi4311-metode-penelitian-kuantitatif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar