C. Elektrokardiogram (EKG)
1. Definisi
Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman
listrik jantung diperoleh dengan bantuan elektroda yang ditempel di permukaan
tubuh seseorang. Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari tentang EKG.
Elektrokardiograf adalah suatu alat yang sederhana, relatif murah, praktis dan
dapat dibawa ke mana-mana, tetapi harus diingat bahwa walaupun alat ini sangat
berguna, banyak pula keterbatasannya. Dalam usaha menginterpretasikan gambaran elektrokardiogram,
harus selalu diingat bahwa gambaran EKG normal belum tentu menunjukkan keadaan jantung yang normal, juga sebaliknya
gambaran EKG yang abnormal belum tentu menunjukkan jantung yang tidak normal
pula.8,26
Manfaat rekaman EKG untuk diagnosis
iskemia dan infark akan sangat berguna. Walaupun gambaran klinis, pemeriksaan
enzim dan rekaman EKG merupakan tiga serangkai yang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis infark miokard akut (IMA),
gambaran EKG saja, yang menunjukkan evolusi infark, maka sudah dapat
digunakan.Oleh karena itu, rekaman EKG mutlak dilakukan pada setiap penderita
yang mengeluh sakit dada yang datang di unit gawat darurat. Apalagi dalam
rangka keputusan pemberian obat trombolisis kita berpacu dengan waktu, maka
alat yang sangat praktis seperti EKG akan sangat bermanfaat.27
2.
Anatomi Sistim Konduksi
Pada orang normal, rangsangan listrik
jantung berawal di nodus sinoatrial (SA). Rangsang itu kemudian dihantarkan ke
seluruh jantung melalui jaringan konduksi tertentu. Dari nodus SA ke nodus AV (atrioventrikuler node), rangsang
dihantarkan melalui traktus intranodal(anterior, medial dan posterior). Berkas
His mulai dari nodus Atrio-Ventrikuler, melewati central fibrous body sampai mencapai tepi atas septum
interventrikuler. Lalu berjalan pada sisi kiri pars membranosa. Berkas cabang
kanan (RBB= right bundle branch) merupakan terusan berkas his. Kemudian menuju
endokardium ventrikel kanan, berjalan sebagai struktur tunggal di lapisan sub endokard
di sisi kanan sehingga mencapai dasar muskulus papilaris anterior. Dari sini
terbagi menjadi tiga yaitu cabang anterior, posterior dan lateral.26
Cabang
lateral menuju dinding lateral ventrikel kanan dan bagian bawah septum
membentuk bangunan seperti kipas, yang akhirnya sebagai anyaman purkinye.
Cabang kiri (LBB = Left bundle branch)
umumnya mempunyai variasi yang lebih banyak. Fasikulus anterior (superior) terdiri dari bangunan panjang
dan tipis berjalan menuju muskulus papilaris anterior. Sedang fasikulus
posterior (inferior) biasanya lebih
pendek dan lebih lebar menuju ke septum bagian posterior. Kadang-kadang
ditemukan fasikulus septal.28
Pasok darah ke sistem konduksi intraventrikuler
sangat beragam. Pada sembilan puluh persen populasi, pasok darah nodus AV
berasal dari RCA (right coronary artery),
sedang 10% berasal dari LCX (left
circumflex artery). Atrioventricular
nodal artery juga memasok darah ke berkas his maupun cabang berkas bagian pangkal
(proksimal). Bagian proksimal RBB, serta LBB dan fasikulus anterior LBB, sebagian
besar mendapat darah dari
cabang
septal LAD (left anterior decending ).
Sedangkan pada fasikulus posterior LBB akan mendapat pasokan darah dari cabang
berkas PDA (posterior descending artery).
Pada berkas his, bagian pangkal RBB, serta pangkal LBB dan fasikulus posterior
mendapat perdarahan ganda dari dua tempat yakni dari PDA dan LAD.28
Gambar
2.3
Sistim
Konduksi
Sumber:
Sundana27
3.
Nomenklatur
Gambar 2.4
Kurva EKG
Sumber: Pratanu8
Sumber: Pratanu8
a.
Gelombang P
Merupakan depolarisasi atrium. Oleh
karena arah vektornya ke kiri ke bawah, maka bila gelombang P normal (dari
nodus SA) gambaran akan terlihat positif di sandapan II, AVF dan negatif di
AVR.27
b. Interval
PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai
permulaan kompleks QRS. Interval PR mungkin berbeda-beda pada sandapan yang
berbeda. Interval ini menggambarkan waktu yang diperlukan dari permulaan
depolarisasi atrium sampai awal depolarisasi ventrikel atau waktu yang diperlukan
impuls listrik dari nodus SA menuju
serabut Purkinje dan normalnya 0,12-0,20
detik.26
c.
Kompleks QRS
Kompleks
QRS merupakan gelombang kedua setelah gelombang P, terdiri atas gelombang Q-R
dan/atau S. Gelombang QRS merupakan hasil depolarisasi yang terjadi di kedua
ventrikel yang dapat direkam oleh mesin EKG. Normalnya, lebar kompleks QRS
adalah 0,06-0,12 detik dengan amplitudo bervariasi bergantung pada sandapan.27
Cara penamaan kompleks QRS sebagai
berikut: 26
1) Bila
setelah gelombang P terjadi defleksi ke atas, maka hal ini dinamakan gelombang
R selanjutnya turun hingga batas garis
isoelektris. Dan setelah melewati garis isoelektris, maka gelombang tersebut
kemudian turun dan dinamakan gelombang S. Setelah itu, S naik kembali hingga
batas isoelektris dan membentuk gelombang T.
2) Bila
setelah gelombang P terjadi defleksi ke bawah, ini dinamakan gelombang Q, jika naik hingga batas garis isoelektris. Setelah
itu, R turun kembali hingga batas isoelektris dan membentuk gelombang T. Oleh
karena kompleksnya gelombang QRS, maka tidak harus selalu disertai gelombang Q
dan S.
d. Interval
QRS
Gambaran yang ditimbulkan oleh
depolarisasi ventrikel. Normal jika lebarnya 0,06-0,12 detik. Tingginya
tergantung lead. Kepentingannya yaitu untuk mengetahui adanya hipertrofi
ventrikel, mengetahui adanya bundle
branch blok dan mengetahui adanya infark.27
e.
Segmen ST
Merupakan garis horizontal setelah akhir
QRS sampai awal dari gelombang T. Hal ini merupakan waktu depolarisasi
ventrikel yang masih berlangsung sampai dimulainya awal dari repolarisasi
ventrikel. Yang normalnya, sejajar garis isoelektris. Segmen ST yang turun
dibawah garis isoelektris dinamakan depresi dan yang naik diatas garis
isoelektris dinamakan ST elevasi. ST elevasi dapat menunjukkan adanya suatu
infark miokard dan ST depresi menunjukkan adanya iskemik miokard.27
f.
Gelombang T
Gambaran yang ditimbulkan oleh
repolarisasi ventrikel. Nilai normalnya yaitu: < 1 MV di lead dada,< 0,5
MV di lead ekstremitas, minimal ada 0,1 MV. Kepentingannya mengetahui adanya
iskemia/infark, kelainan elektrolit.26
g. Interval
QT
Interval QT merupakan garis horizontal
yang diawali dari gelombang Q sampai akhir gelombang T. Merupakan waktu yang
diperlukan ventrikel dari awal terjadinya depolarisasi sampai akhir
repolarisasi. Interval QT panjangnya bervariasi bergantung pada frekuensi jantung (heart rate, HR). Perhitungan akurat dari QTc( QT correction) ini dapat dibantu dengan menggunakan alat nomogram
atau dengan formulasi sebagai berikut. 26
QTc=
QT/ (jarak R-R) ½
Batas normal interval QT pada laki-laki
berkisar antara 0,42-0,44 detik, dan pada wanita berkisar antara 0,43-0,47
detik. Interval QT yang abnormal.27
h. Gelombang
U
Merupakan repolarisasi lambat sistem
konduksi interventrikuler, timbul setelah gelombang T dan sebelum gelombang P
berikutnya.27
4.
Sandapan
Pada EKG
Fungsi sandapan EKG adalah untuk
menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap jantung. Selain itu sandapan ini
diibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung dari berbagai arah.
Semakin banyak sudut pandang, maka semakin sempurna pengamatan terhadap
kerusakan bagian-bagian jantung.26
Sandapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua 26,27
a. Sandapan
bipolar (I,II,III)
Sandapan ini merekam dua kutub listrik
yang berbeda, yaitu kutub (+) dan kutub negatif
(-). Masing-masing elektroda dipasang di kedua tangan dan kaki. Sandapan
ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan potensial dari dua elektroda.
Sandapan ini memandang jantung secara arah vertikal (ke atas-bawah, dan ke
samping). Sandapan-sandapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang
diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua
tangan dan kaki. Masing-masing LA (left
arm), RA (right arm), LF (left foot) dan RF (right foot). Dari empat kabel elektrode ini akan dihasilkan
beberapa sudut atau sandapan sebagai berikut:
1). Sandapan I. Sandapan I dihasilkan dari perbedaan
potensial listrik antara Ra yang dibuat bermuatan (-) dan LA yang dibuat
bermuatan (+) sehingga arah listrik jantung bergerak di sudut 00 (sudutnya
ke arah lateral kiri). Maka, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sandapan
I.
2). Sandapan
II. Sandapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan (-)
dan LF yang dibuat bermuatan(+) sehingga arah listrik bergerak sebesar 600(sudutnya
ke arah inferior). Maka, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sandapan
II.
3). Sandapan
III. Sandapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan(-)
dan RF yang dibuat bermuatan (+) sehingga listrik bergerak sebesar +1200(sudutnya
ke arah inferior). Maka, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sandapan
III.
Gambar
2.5
Sandapan
bipolar ekstremitas
Sumber:
Sundana27
b. Sandapan Unipolar
Sandapan ini merekam satu kutub positif
dan yang lainnya dibuat indifferent.
Sandapan ini terbagi menjadi sandapan unipolar ekstremitas dan unipolar
prekordial. Lebih lanjut, untuk mengetahui bagaimana sandapan EKG menghasilkan
sudut pandang terhadap jantung.
1) Unipolar
ekstremitas
Sandapan unipolar ekstremitas merekam
besar potensial listrik pada satu ekstremitas. Gabungan elektroda pada
ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent (potensial 0). Sandapan ini
diletakkan pada kedua tangan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti digunakan
pada sandapan bipolar. Vektor dari sandapan unipolar akan menghasilkan sudut
pandang terhadap jantung dalam arah vertikal.
a). Sandapan aVL. Sandapan aVL dihasilkan dari
perbedaan antara muatan LA yang dibuat bermuatan (+) dengan RA dan LF yang
dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah -300(sudutnya
ke arah lateral kiri). Maka, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh
sandapan aVL.
b). Sandapan aVF. Sandapan aVF dihasilkan dari
perbedaan antara muatan LF yang dibuat bermuatan (+) dengan RA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke
arah +900 (tepat ke arah inferior). Maka, bagian inferior jantung
selain sandapan II dan III dapat juga dilihat oleh sandapan aVF.
c). Sandapan aVR. Sandapan aVR dihasilkan dari
perbedaan antar muatan RA yang dibuat bermuatan(+) dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke
arah berlawanan dengan arah listrik jantung -1500(arah kanan
ekstrem).
2) Unipolar
prekordial
Sandapan unipolar prekordial merekam
besar potensial listrik dengan elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding
dada. Elektrode indifferent (potensial
0) diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode ekstremitas. Sandapan ini
memandang jantung secara horizontal (jantung bagian septal, lateral, anterior, posterior
serta ventrikel sebelah kanan).
Unipolar prekordial, sudut pandang
jantung dapat diperluas ke daerah posterior dan ventrikel kanan. Posterior dapat
ditambahkan dengan merekam V7, V8 dan V9, dan untuk ventrikel kanan dapat
dilengkapi V1R, V2R, V3R, V4R, V5R, V7R, V8R dan V9R. Penempatan dilakukan
berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin EKG yang dimulai
dari nomor C1-C6. Walaupun mesin hanya menyediakan 6 elektrode prekordial, untuk
penambahan bagian-bagian pada V7-V9 dan V1R-V9R dapat digunakan elektrode
prekordial manapun sesuai keinginan pemeriksa, hanya nomor-nomornya diubah
secara manual pada kertas hasil rekaman dengan menggunakan bolpoin atau tinta.
Penentuan letak disesuaikan dengan urutan sebagai berikut:
V1:
ruang interkostal IV pada garis sternal kanan.
V2:
ruang interkostal IV pada garis sternal kiri
V3:
pertengahan antara V2 dan V4
V4:
ruang interkostal V pada garis midklavikula kiri
V5:
sejajar V4 garis aksila depan
V6:
sejajar V4 garis mid aksila kiri
Sebelum menambah bagian posterior (V7-V9)
semua sandapan prekordial dari V1-V6 dilepas terlebih dahulu dari dinding dada.
Selanjutnya, untuk sandapan V7-V9 dapat digunakan sandapan prekordial manapun
(elektrode prekordial V1-V3 atau V3-V6 sesuai keinginan).
V7:
ruang interkostal V pada garis aksila posterior kiri
V8
: ruang interkostal V pada garis skapula posterior kiri
V9:
ruang interkostal V di samping kiri tulang belakang
Untuk perekaman pada daerah kanan,V1R
diletakkan seperti V1, sedangkan V2R diletakkan seperti V2.
V3R
: antara V1-V4R
V4R:
ruang interkostal ke-5 pada garis midklavikula kanan
V5R:
ruang interkostal ke-5 antara V4R-V5R.
V6R:
ICS ke-5 garis mid aksila kanan
V1R
dan V2R sama dengan sandapan V1 dan V2. Jadi, tidak perlu perekaman kembali.
Oleh karena sandapan prekordial memandang
jantung secara horizontal, dapat diambil sudut pandang sebagai berikut:
V1-V2
: septal
V3-V4
: anterior
V5-V6
: lateral
V1-V4
: anterior karena bagian V1-V2 yang merupakan septum masih berada di anterior
jantung.
5.
EKG
normal
Banyak variasi mengenai EKG normal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah habitus tubuh, ukuran dada, sumbu
listrik jantung dan keadaan lain seperti obesitas dan penyakit paru. Kriteria
yang dipakai di bawah ini hanyalah sebagai pegangan, namun diagnosis akhir
apakah jantung normal atau abnormal harus dibuat bedasarkan gambaran klinis
secara keseluruhan.27
a.
Kriteria:26
Gelombang P. Positif
(ke atas) di sandapan I, II, aVF dan V3-V6. Di Sandapan aVR gelombang P selalu
negatif (terbalik). Sedang di sandapan II, aVL, V1 dan V2 gelombang P sangat
bervariasi. Kejadian ini disebabkan oleh karena pada jantung normal, pusat pacu
jantung berada di nodus SA (terletak di atrium kanan,dekat muara vena kava
superior). Impuls listrik jantung akan menyebar ke atrium.
Vektor gelombang P normal akan mengarah
ke kiri bawah depan dengan akibat bentuk gelombang P seperti di atas. Gelombang
P dengan sifat-sifat di atas, dengan laju antara 60-100 kali permenit dinamakan
irama sinus, oleh karena irama ini berasal dari nodus sinus. Pada keadaan
normal (tanpa gangguan konduksi di nodus AV) maka setiap gelombang P akan
diikuti gelombang QRS. Interval PR berkisar antara 0,11 sampai 0,20 detik.
Irama sinus sendiri dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan konduksi di nodus
AV.
Gelombang Q.
Gelombang Q kecil (kurang dari 0,045 detik,kurang dari ¼ gelombang R) normal
terlihat di I, V5 atau V6. Terjadinya gelombang Q ini akibat aktifitas septal.
Vektor awal kompleks QRS ke arah kanan atas dan muka. Oleh karena itu,
gelombang Q kecil atau bahkan kadang-kadang tak terlihat di sandapan II, aVF
dan V3. Di sandapan III dan aVL terlihat kecil atau bahkan kadang-kadang tak
terlihat dan kadang-kadang terlihat cukup bermakna. Di aVR, gelombang Q justru
terlihat nyata tetapi tidak punya arti apa-apa.
Gelombang R.
Tergantung dari sumbu QRS. Biasanya
sangat dominan di I dan II, V5 dan V6. Di sandapan aVR, V1 dan V2 biasanya
hanya kecil atau tidak ada sama sekali.
Gelombang S. Tidak
terlihat atau kurang dibanding gelombang R di sandapan I atau II. Tetapi di
sandapan III, aVF dan aVL biasanya lebih menonjol atau justru tidak terlihat.
Di sandapan aVR, V1 atau V2, gelombang S terlihat lebih menonjol.
Gelombang T.
Positif di sandapan I,II,V3-V6. Dan terbalik di aVR. Di sandapan III, aVF, aVL,
V1 dan V2, gelombang T bervariasi.
Interval QT.
Interval ini akan memendek bila laju jantung bertambah cepat, sebaliknya akan
memanjang bila laju jantung lambat (interval QT 0,41 detik pada laju jantung
50/menit, dan berubah menjadi 0,31 detik pada laju jantung 100/menit).
Segmen ST.
Biasanya isoelektris. Bervariasi sampai +1mm di sandapan ekstremitas dan sampai
2 mm (0,2 mV) di sandapan prekordial.
Gambar 2.6
EKG normal
Sumber: Sundana27
Tidak ada komentar:
Posting Komentar