2.1.2
Perkembangan anak usia prasekolah
Pada sub bab anak prasekolah ini akan
dibahas tentang definisi perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
tumbuh kembang anak, kebutuhan dasar tumbuh kembang anak, anak usia prasekolah
dan perkembangannya,
2.1.2.1 Definisi Perkembangan
Perkembangan merupakan tingkat kemampuan
fungsi individu seorang anak sebagai hasil kematangan dari sistem syaraf dan
reaksi psikologis, tidak hanya ditentukan oleh genetik (nature) atau lingkungan (nurture), tetapi lebih dari kombinasi
keduanya.1 Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan)
dalam diri individu sejak lahir sampai mati.2
Perkembangan adalah bertambahnya struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.3 Perkembangan
terjadi secara simultan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan konstruksi
yang bekerja bersama-sama antara faktor
biologis, budaya, dan individual.4
2.1.2.2
Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak
Pada umumnya anak memiliki pola
pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak
faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor
tersebut antara lain:3
a. Faktor genetik
Faktor
genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses perkembangan
anak, yaitu berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin,
suku bangsa atau bangsa, umur.
b. Faktor lingkungan
Faktor
lingkungan terdiri dari 3 faktor yaitu:
1) Faktor pranatal
Merupakan
faktor lingkungan yang memengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan,
antara lain gizi, ibu hamil, infeksi,
obat dan zat teratogenik yang digunakan ibu (talidomid, antikanker,
rokok, alkohol), radiasi, anoksia embrio, dan stres.
2) Faktor perinatal
Merupakan
masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak,
antara lain: trauma lahir, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan
infeksi.
3) Faktor postnatal
Digolongkan menjadi:
a) Lingkungan biologis: umur, gizi, perawatan kesehatan, penyakit
kronik, dan hormon.
b) Lingkungan psikososial: rangsangan/stimulasi,
motivasi belajar, stres, kasih sayang, dan kualitas interaksi keluarga.
c) Lingkungan keluarga dan adat-istiadat: status
sosial ekonomi, pendidikan orangtua, dan jumlah anggota keluarga.
2.1.2.3 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak
Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak terbagi 3 yaitu:3
a. Kebutuhan fisik biomedis (asuh)
Kebutuhan
ini meliputi pemberian nutrisi adekuat dan seimbang, perawatan kesehatan dasar,
yaitu imunisasi dan pengobatan, pakaian, perumahan, higiene diri dan sanitasi
lingkungan, serta kesegaran jasmani yaitu olahraga dan rekreasi.
b. Kebutuhan kasih sayang (asih)
Kebutuhan
ini meliputi kasih-sayang orang tua, rasa aman, harga diri, kebutuhan akan
sukses, mandiri, dorongan, kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman
serta rasa memiliki. Pada tahun-tahun pertama merupakan syarat mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang anak.
c. Kebutuhan stimulasi (asah)
Stimulasi merupakan cikal-bakal dalam
proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mengembangkan
perkembangan mental psikososial.
2.1.2.4
Anak Usia Prasekolah dan Perkembangannya
Anak prasekolah adalah mereka yang berusia
antara 3-6 tahun.6 Pada usia
tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial,
belajar bergaul dengan orang lain.2 Tugas- tugas
perkembangan anak prasekolah yaitu:
a. Perkembangan fisik
Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah
(3-6 tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak
prasekolah. Perbedaannya terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat,
panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki. Pada waktu anak berusia 3
tahun umumnya mereka sudah mampu berjalan mundur, berjalan di atas jari kaki
(berjinjit) dan lari. Mereka mampu melempar bola dan menerima bola dengan kedua
tangan yang diluruskan ke depan. Pada usia 3-4 tahun, anak mulai mampu mengenal
lingkaran, segi empat, segi tiga dan mencontoh berbagai bentuk.1
Pada usia 4-5 tahun, biasanya mereka sudah
mampu membuat gambar. Anak telah memiliki keterampilan yang lebih baik,
melambungkan bola, melompat dengan satu kaki, menaiki tangga dengan kaki yang
berganti-ganti. Sedangkan beberapa anak yang telah berusia 5 tahun telah mampu
melompat dengan mengangkat dua kaki sekaligus dan belajar melompat tali.6
Pada usia 6 tahun, anak sudah mampu melempar
dengan tujuan yang tepat dan mampu mengendarai sepeda roda dua. Anak laki-laki
dan perempuan dapat lari sama kencangnya dan keduanya sama-sama mampu melempar
dengan sasaran yang tepat.6
b. Perkembangan kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir. Kognitif
adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati. Perkembangan
kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir. Perkembangan
kognitif anak prasekolah termasuk dalam pertengahan tahapan dari piaget, yaitu
tahapan praoperasional adalah fungsi simbolik. Anak-anak berada pada periode
sensorimotor dimana anak belajar melalui indera dan tindakannya.1
c. Perkembangan bahasa
Anak prasekolah biasanya telah mampu
mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang
lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara, antara lain dengan
bertanya, melakukan dialog dan bernyanyi.6
d. Perkembangan emosi
Setiap anak menunjukkan ekspresi yang berbeda sesuai dengan suasana hati
serta dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh sepanjang
perkembangannya. Pada awal perkembangan
anak, mereka telah menjalin hubungan timbal balik dengan orang-orang yang
mengasuhnya. Kepribadian orang terdekat akan memengaruhi perkembangan, baik
sosial maupun emosional. Anak prasekolah dituntut utuk mampu menyesuaikan diri
dengan orang lain dari berbagai tatanan,
yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya.6
e. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral
dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu-kesatuan saling berkomunikasi dan
bekerjasama. Proses ini meliputi perubahan relasi individu dengan orang lain,
emosi, dan kepribadian.2
Menurut teori Erikson, perkembangan
psikososial anak usia prasekolah yaitu tahap prakarsa dan rasa bersalah (initiative versus guilt), yaitu tahap
perkembangan psikososial ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun pertama
prasekolah. Anak memperoleh perasaan harga dirinya melalui bahasa, fantasi dan
permainan khayalan. Bila orang tua berusaha memahami, menjawab pertanyaan dan menerima keaktifan anak dalam bermain,
maka anak akan belajar untuk mendekati apa yang diinginkan dan perasaan
inisiatifnya menjadi semakin kuat.7
Pada usia 3-4 tahun anak mengalami
perkembangan/peningkatan ketidaksukaan pada apa yang orang lain rasakan dan
pikirkan. Mereka mampu memahami dan fokus pada ketertarikan orang lain. Mereka
menjadi lebih kompleks sosial emosinya, pemalu, merasa bersalah dan mengerti
akan perasaan orang lain.8
Orang tua dapat mendukung kemampuan sosial
anak dengan berbagai cara. Salah-satu caranya yaitu membiarkan mereka bermain
dengan anak lainnya. Hubungan teman sebaya di usia dini penting untuk melatih
keterampilan sosial dan belajar satu sama lain.8
Pada usia prasekolah, perkembangan sosial
anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan
teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah:2
a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di
lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.
b. Anak sedikit demi sedikit sudah mulai tunduk pada
peraturan.
c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang
lain.
d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain,
atau teman sebaya (peer group).
Adapun bentuk-bentuk tingkah laku sosial
pada masa anak di antaranya:2
a. Pengenalan diri, yaitu pengenalan individu melalui
pengungkapan diri.
b. Meniru, yaitu keadaan seseorang yang mengikuti
sesuatu di luar dirinya.
c. Hubungan sosial, yaitu hubungan yang terjadi
ketika berinteraksi atau membina hubungan serta bersosialisasi dengan
alam/manusia/lingkungan.
d. Kerjasama, yaitu orang-orang yang bersatu dalam
suatu aktifitas yang terdiri dari 2 orang atau lebih untuk tujuan tertentu.
e. Simpati, yaitu perasaan tertarik individu terhadap
orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan.
f. Empati, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan
kondisi pihak lain tanpa terbawa untuk mengikuti kepentingan pihak lain dan
mengabaikan kepentingan diri-sendiri.
g. Dukungan sosial, yaitu informasi dari orang lain
bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta
merupakan bagian dari kebersamaan.
Anak prasekolah biasanya mudah
bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. Adapun ciri sosial anak prasekolah
yaitu: 6
a. Anak pada tahapan ini umumnya memiliki satu atau
dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti. Mereka umumnya cepat
menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang
dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, selanjutnya dengan jenis kelamin yang berbeda.
b. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak
terlalu terorganisir secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat
berganti-ganti.
c. Anak yang lebih muda seringkali bermain
bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
d. Pola bermain anak prasekolah sangat bervariasi
fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender.
e. Perselisihan sering terjadi tetapi tidak lama
kemudian mereka telah berbaikan kembali.
f.
Telah
menyadari peran jenis kelamin dan sex
typing.
Tabel 2.2. Perkembangan anak usia prasekolah
umur
|
Perkembangan
|
36 bulan
|
Motorik: menaiki sepeda roda tiga; berdiri sebentar dengan
satu kaki.
Bahasa: mengetahui umur dan jenis kelamin; menghitung 3
objek dengan benar mengulangi3 angka atau kalimat.
Sosial:
memainkan permainan
sederhana (bersama dengan anak lain).
|
48 bulan
|
Motorik: melompat dengan satu kaki, melempar bola tangan ke
atas, menggunakan gunting untuk memotong gambar, memanjat.
Bahasa: menceritakan sejarah.
Sosial: bermain dengan beberapa anak dengan memulai
interaksi sosial dan memainkan peran.
|
60 bulan
|
Motorik: melompat-lompat
Bahasa: memberi nama 4 warna, mengulangi 10 kalimat.
Sosial: memainkan peran
domestik.
|
Gesell dalam (Nelson, 2007).1
Daftar Pustaka
1.
Feigelman S. Growth development
and behavior. Dalam Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, Penyunting
Nelson textbook of pediatric. Edisi
ke-18. Philadelphia; WB Saunders CO; 2007.
2.
Yusuf S. Psikologi perkembangan
anak dan remaja. Bandung: Rosdakarya; 2011.
3.
Rusmil K. Pedoman pelaksanaan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan
kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2005.
4.
52. Santrock JW. Perkembangan anak. Edisi ke-11 jilid 2.
Jakarta:Erlangga; 2007.
5.
Tanuwidjaya S. Konsep umum
tumbuh kembang. Dalam: Narendra M, Sularyo, Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh
kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto; 2002.
6.
12. Patmonodewo S. Pendidikan anak prasekolah. Rineka Cipta &
Depdikbud. Cetakan ke dua. Jakarta: PT. Asdi Mahastya; 2008.
7.
Nurdin AE. Tumbuh kembang
perilaku manusia. Jakarta: EGC; 2011.
8.
Ackerman E. The whole child
development guide edition I. Lego Group; 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar