ut

Senin, 23 Maret 2015

perkembangan anak prasekolah



2.1.2  Perkembangan anak usia prasekolah
     Pada sub bab anak prasekolah ini akan dibahas tentang definisi perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak, kebutuhan dasar tumbuh kembang anak, anak usia prasekolah dan perkembangannya,
2.1.2.1  Definisi Perkembangan
     Perkembangan merupakan tingkat kemampuan fungsi individu seorang anak sebagai hasil kematangan dari sistem syaraf dan reaksi psikologis, tidak hanya ditentukan oleh genetik (nature) atau  lingkungan (nurture), tetapi lebih dari kombinasi keduanya.1 Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang  progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu sejak lahir sampai mati.2
     Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.3 Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan konstruksi yang bekerja bersama-sama antara  faktor biologis, budaya, dan individual.4

2.1.2.2  Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak
     Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:3
a.    Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses perkembangan anak, yaitu berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa, umur.
b.   Faktor lingkungan
Faktor lingkungan terdiri dari 3 faktor yaitu:
1)   Faktor pranatal
Merupakan faktor lingkungan yang memengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan, antara lain gizi, ibu hamil, infeksi,  obat dan zat teratogenik yang digunakan ibu (talidomid, antikanker, rokok, alkohol), radiasi, anoksia embrio, dan stres.
2)   Faktor perinatal
Merupakan masa rawan dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak, antara lain: trauma lahir, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan infeksi.
3)   Faktor postnatal
Digolongkan menjadi:
a)   Lingkungan biologis:  umur, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronik, dan hormon.
b)  Lingkungan psikososial: rangsangan/stimulasi, motivasi belajar, stres, kasih sayang, dan kualitas interaksi keluarga.
c)   Lingkungan keluarga dan adat-istiadat: status sosial ekonomi, pendidikan orangtua, dan jumlah anggota keluarga.

2.1.2.3  Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak
     Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak terbagi 3 yaitu:3
a.      Kebutuhan fisik biomedis (asuh)
Kebutuhan ini meliputi pemberian nutrisi adekuat dan seimbang, perawatan kesehatan dasar, yaitu imunisasi dan pengobatan, pakaian, perumahan, higiene diri dan sanitasi lingkungan, serta kesegaran jasmani yaitu olahraga dan rekreasi.
b.     Kebutuhan kasih sayang (asih)
Kebutuhan ini meliputi kasih-sayang orang tua, rasa aman, harga diri, kebutuhan akan sukses, mandiri, dorongan, kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman serta rasa memiliki. Pada tahun-tahun pertama merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang anak.
c.      Kebutuhan stimulasi (asah)
Stimulasi merupakan cikal-bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mengembangkan perkembangan mental psikososial.

2.1.2.4  Anak Usia Prasekolah dan Perkembangannya
     Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun.6  Pada usia tiga sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial, belajar bergaul dengan orang lain.Tugas- tugas  perkembangan anak prasekolah yaitu:
a.    Perkembangan fisik
    Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6 tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan anak prasekolah. Perbedaannya terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki. Pada waktu anak berusia 3 tahun umumnya mereka sudah mampu berjalan mundur, berjalan di atas jari kaki (berjinjit) dan lari. Mereka mampu melempar bola dan menerima bola dengan kedua tangan yang diluruskan ke depan. Pada usia 3-4 tahun, anak mulai mampu mengenal lingkaran, segi empat, segi tiga dan mencontoh berbagai bentuk.1
     Pada usia 4-5 tahun, biasanya mereka sudah mampu membuat gambar. Anak telah memiliki keterampilan yang lebih baik, melambungkan bola, melompat dengan satu kaki, menaiki tangga dengan kaki yang berganti-ganti. Sedangkan beberapa anak yang telah berusia 5 tahun telah mampu melompat dengan mengangkat dua kaki sekaligus dan belajar melompat tali.6
  Pada usia 6 tahun, anak sudah mampu melempar dengan tujuan yang tepat dan mampu mengendarai sepeda roda dua. Anak laki-laki dan perempuan dapat lari sama kencangnya dan keduanya sama-sama mampu melempar dengan sasaran yang tepat.6
b.   Perkembangan kognitif
     Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir. Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati. Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir. Perkembangan kognitif anak prasekolah termasuk dalam pertengahan tahapan dari piaget, yaitu tahapan praoperasional adalah fungsi simbolik. Anak-anak berada pada periode sensorimotor dimana anak belajar melalui indera dan tindakannya.1
c.    Perkembangan bahasa
     Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara, antara lain dengan bertanya, melakukan dialog dan bernyanyi.6
d.   Perkembangan emosi
Setiap anak menunjukkan ekspresi yang berbeda sesuai dengan suasana hati serta dipengaruhi oleh pengalaman yang diperoleh sepanjang perkembangannya.  Pada awal perkembangan anak, mereka telah menjalin hubungan timbal balik dengan orang-orang yang mengasuhnya. Kepribadian orang terdekat akan memengaruhi perkembangan, baik sosial maupun emosional. Anak prasekolah dituntut utuk mampu menyesuaikan diri dengan orang lain  dari berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya.6
e.   Perkembangan sosial  
     Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu-kesatuan saling berkomunikasi dan bekerjasama. Proses ini meliputi perubahan relasi individu dengan orang lain, emosi, dan kepribadian.2
     Menurut teori Erikson, perkembangan psikososial anak usia prasekolah yaitu tahap prakarsa dan rasa bersalah (initiative versus guilt), yaitu tahap perkembangan psikososial ketiga yang berlangsung selama tahun-tahun pertama prasekolah. Anak memperoleh perasaan harga dirinya melalui bahasa, fantasi dan permainan khayalan. Bila orang tua berusaha memahami, menjawab pertanyaan  dan menerima keaktifan anak dalam bermain, maka anak akan belajar untuk mendekati apa yang diinginkan dan perasaan inisiatifnya menjadi semakin kuat.7
     Pada usia 3-4 tahun anak mengalami perkembangan/peningkatan ketidaksukaan pada apa yang orang lain rasakan dan pikirkan. Mereka mampu memahami dan fokus pada ketertarikan orang lain. Mereka menjadi lebih kompleks sosial emosinya, pemalu, merasa bersalah dan mengerti akan perasaan orang lain.8
     Orang tua dapat mendukung kemampuan sosial anak dengan berbagai cara. Salah-satu caranya yaitu membiarkan mereka bermain dengan anak lainnya. Hubungan teman sebaya di usia dini penting untuk melatih keterampilan sosial dan belajar satu sama lain.8
     Pada usia prasekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah:2
a.    Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.
b.   Anak sedikit demi sedikit sudah mulai tunduk pada peraturan.
c.    Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.
d.   Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain, atau teman sebaya (peer group).
     Adapun bentuk-bentuk tingkah laku sosial pada masa anak di antaranya:2
a.    Pengenalan diri, yaitu pengenalan individu melalui pengungkapan diri.
b.   Meniru, yaitu keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu di luar dirinya.
c.    Hubungan sosial, yaitu hubungan yang terjadi ketika berinteraksi atau membina hubungan serta bersosialisasi dengan alam/manusia/lingkungan.
d.   Kerjasama, yaitu orang-orang yang bersatu dalam suatu aktifitas yang terdiri dari 2 orang atau lebih untuk tujuan tertentu.
e.    Simpati, yaitu perasaan tertarik individu terhadap orang lain yang timbul atas dasar penilaian perasaan.
f.    Empati, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan kondisi pihak lain tanpa terbawa untuk mengikuti kepentingan pihak lain dan mengabaikan kepentingan diri-sendiri.
g.   Dukungan sosial, yaitu informasi dari orang lain bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai, serta merupakan bagian dari kebersamaan.
    Anak prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. Adapun ciri sosial anak prasekolah yaitu: 6
a.    Anak pada tahapan ini umumnya memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti. Mereka umumnya cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, selanjutnya dengan  jenis kelamin yang berbeda.
b.   Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisir secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
c.    Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
d.   Pola bermain anak prasekolah sangat bervariasi fungsinya sesuai dengan kelas sosial dan gender.
e.    Perselisihan sering terjadi tetapi tidak lama kemudian mereka telah berbaikan kembali.
f.     Telah menyadari peran jenis kelamin dan sex typing.

Tabel 2.2. Perkembangan anak usia prasekolah
umur
Perkembangan
36 bulan
Motorik: menaiki sepeda roda tiga; berdiri sebentar dengan satu kaki.
Bahasa: mengetahui umur dan jenis kelamin; menghitung 3 objek dengan benar mengulangi3 angka atau kalimat.
Sosial: memainkan permainan sederhana (bersama dengan anak lain).
48 bulan
Motorik: melompat dengan satu kaki, melempar bola tangan ke atas, menggunakan gunting untuk memotong gambar, memanjat.
Bahasa: menceritakan sejarah.
Sosial: bermain dengan beberapa anak dengan memulai interaksi sosial dan memainkan peran.
60 bulan
Motorik: melompat-lompat
Bahasa: memberi nama 4 warna, mengulangi 10 kalimat.
Sosial: memainkan peran domestik.
Gesell dalam (Nelson, 2007).1

Daftar Pustaka
1.   Feigelman S. Growth development and behavior. Dalam Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, Penyunting Nelson textbook of  pediatric. Edisi ke-18. Philadelphia; WB Saunders CO; 2007.

2.   Yusuf S. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Rosdakarya; 2011.

3.   Rusmil K. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2005.

4.   52. Santrock JW. Perkembangan anak. Edisi ke-11 jilid 2. Jakarta:Erlangga; 2007.


5.   Tanuwidjaya S. Konsep umum tumbuh kembang. Dalam: Narendra M, Sularyo, Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto; 2002.

6.   12. Patmonodewo S. Pendidikan anak prasekolah. Rineka Cipta & Depdikbud. Cetakan ke dua. Jakarta: PT. Asdi Mahastya; 2008.

7.   Nurdin AE. Tumbuh kembang perilaku manusia. Jakarta: EGC; 2011.

8.   Ackerman E. The whole child development guide edition I. Lego Group; 2004.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar