ut

Minggu, 22 Maret 2015

persiapan masa pensiun



PERSIAPAN MASA PENSIUN

          Masa pensiun bukanlah akhir dari segalanya, agar masa pensiun dapat dilewati dengan bahagia maka, yang dapat dilakukan yaitu 1 :
1.     Rencanakan masa pensiun beberapa bulan atau beberapa tahun sebelumnya dengan pikiran yang jernih dan tenang sehingga pengaturan keuangan di masa pension dapat direncanakan secara bersamaan.
2.     Hadapi masa pensiun secara rileks. Ketegangan dan kecemasan tidak menjadikan segalanya menjadi lebih baik. Pengalaman dan keterampilan dapat digunakan untuk merencanakan masa depan
3.     Gunakan waktu pensiun dengan sebaik-baiknya dan serileks mungkin. Lakukan kegiatan yang menjadi hobi seperti berkebun, olah raga, dan lainnya agar tidak merasa jenuh
4.     Kurangi dan hilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi, junk food, dan meminum minuman beralkohol
5.     Lakukanlah kegiatan sosial yang menarik dan mulailah meniti karir di kehidupan pasca-pensiun disertai optimisme bahwa hidup akan menjadi jauh lebih baik lagi dari sebelumnya
6.     Hilangkan kesepian dan libatkan diri pada orang-orang terdekat
7.     Jangan biarkan pesimisme mempengaruhi dan menguasai pikiran
8.     Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang dapat lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Berdoa, meditasi, dan lainnya akan membuat hidup terasa lebih damai dan tenang.
      Kesiapan karyawan dalam menghadapi masa pensiun adalah keadaan siap-siaga karyawan untuk mereaksi atau menanggapi datangnya masa pensiun yang dipengaruhi dari dalam diri karyawan maupun dari luar diri karyawan yang berkaitan dengan faktor psikologis maupun faktor non-psikologis karena penyesuaian diri dengan alam sekitarnya, yang akan memberikan kepuasan 2.
     Perusahaan atau instansi perlu menyiapkan karyawannya salah-satu yang bisa dilakukan yaitu:Pemberian konseling. Klien konseling ini adalah individu yang sudah pensiun, biasanya berumur 60 tahun keatas. Konseling ini menyiapkan orang-orang yang akan mengalami perubahan dari bekerja menjadi mengisi waktu luang, membantu orang-orang dalam masalah finansialnya dan memberikan informasi mengenai tunjangan-tunjangan yang ada 3.
     Alasan mengapa konseling untuk purnabakti diadakan, semata-mata untuk mempersiapkan pegawai yang lebih tua untuk memasuki masa pensiunnya. Gunakan pendekatan-pendekatan yang langsung dan pemberian-pemberian informasi dalam konseling jenis ini 3.
     Biasanya dalam perusahaan-perusahaan tertentu wawancara bagi calon pensiunan ini dilakukan 5 tahun sebelum mereka pensiun. Selama 5 tahun itu  mereka diberikan informasi mengenai tunjangan-tunjangan yang akan diberikan kepada mereka, menanggapi bagaimana reaksi mereka, pikiran atau anggapan mereka mengenai pelepasan masa jabatan mereka nanti. Dalam waktu 5 tahun dari mulai konseling diadakan sampai saat mereka pensiun makin banyak sesi dilakukan dan konselor membantu mereka untuk mengakhiri hubungan kerjanya dan bersiap-siap untuk waktu senggang 3.
     Konseling ini berhubungan dengan penyesuaian kembali klien secara emosional. Reaksi orang-orang yang takut pada masa pensiun adalah wajar. Studi mengatakan bahwa penyesuaian diri seseorang pada masa pensiunnya sangat mudah dilakukan terutama bagi mereka yang telah melakukan persiapan. Diharapkan konseling ini dapat membantu para pensiun menyesuaikan diri dengan penghentian kerja yang tiba-tiba, yang mungkin telah mereka lakukan selama 40 tahun atau lebih 3.
     Pemberian bimbingan dan  konseling dari perusahaan atau instansi tempat bekerja perlu melakukan pendekatan bio, psiko, sosial pada masa pensiun 4 . Bimbingan dan konseling yang bisa diberikan yaitu : Pertama, persiapan mental. Ini merupakan hal terpenting, yakni dengan cara menyadari bahwa cepat atau lambat setiap manusia akan memasuki batas akhirnya. Kesadaran ini akan membuat hari-hari pensiun bakal lebih mudah dijalani. Justru masa ini adalah saat yang tepat untuk menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dengan keluarga 5.
     Penyesuaian terhadap masa pensiun juga bergantung sebagian besar pada hirarki tujuan personal. Jika suatu pekerjaan bukan termasuk dalam kategori prioritas yang tinggi, maka tidak ada perusahaan serius dalam tujuan personal para pensiunan tersebut. Sebaliknya jika pekerjaan mempunyai makna yang tinggi, maka mencari pekerjaan sebagai alternatifnya atau mencari aktivitas pengganti lainnya. Jika pekerjaan penggant tidak diperoleh maka perlu dilakukan intropeksi terhadap hirarkis tujuan personal. 6
     Kedua, perencanaan keuangan. Kecemasan yang besar salah-satu sumber yang dirasakan para karyawan yang akan pensiun adalah berkurangnya penghasilan. Dengan struktur gaji yang lebih banyak memperhatikan tunjangan daripada gaji pokok. Masalah kesenjangan yang cukup tajam ini sangat berkaitan dengna gaya hidup yang sekarang ini digunakannya. Tidak mudah untuk mengubahkebiasaan-kebiasaan terutama yang berkaitan dengan gaya hidup. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan, yaitu pertama, megubah gaya hidup dan melakukan restrukturisasi gaya hidup.6
    Uang pensiun dari perusahaan jangan langsung dihabiskan. Rencanakan untuk keperluan hari tua. Tidak ada salahnya membuat tabungan cadangan sejak masa produktif, entah berbentuk tabungan pribadi maupun asuransi pensiun. Kebiasaan ini akan memberikan keuntungan ganda, mendisiplinkan diri dan memperoleh uang pensiunan tambahan selain yang berasal dari dari perusahaan. 5
     Tabungan pribadi itu dapat saja diwujudkan dengan merintis usaha sampingan. Kegiatan ini bisa dijalankan sendiri ataupun bekerja sama dengan orang lain. Usaha yang dikelola dengan baik akan menjadi penghasilan tersendiri bagi pensiunan. Usaha sampingan juga dapat menjadikan kesibukan baru di masa tua.
Namun, jangan hanya soal besarnya penghasilan semata yang perlu dipertimbangkan dalam usaha. Pikirkan pula kekuatan fisik untuk menjalani usaha tersebut. Jangan sampai kesibukan mengelola usaha justru membuat jatuh sakit. 5
     Jenis usaha di masa pensiun harus bisa mendatangkan manfaat lain seperti menghibur diri. Banyak ragam jenis usaha yang bisa dijalankan: membuka kios koran, tempat pemancingan, jual voucher pulsa, dan sebagainya. 5
     Ketiga, perencanaan kegiatan. Jauh-jauh hari sebelum pensiun buatlah rencana kegiatan sehari-hari yang akan dilakukan untuk mengusir kebosanan yang mungkin timbul saat sudah tidak aktif bekerja. Kegiatan sosial, menekuni hobi atau sekadar berlibur ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi juga bisa dipilih sebagai kegiatan menarik. 5
     Teori kesuksesan dari Ekerd yaitu busy ethic yang menyatakan bahwa dalam masa pensiun, individu harus mentransfer dari etik kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang bermakna. Dengan mempertahankan produktivitas terhadap kebebasan yang dimiliki pensiunan tersebut dan mereka pada umumnya mempunyai perasaan yang bermakna dan memberikan kontribusi pada masyarakat. Aktivitas yang paling umum dilakukan adalah memberikan layanan masyarakat, meningkatkan dan mengembangkan keterampilan, hobi yang mendatangkan keuntungan dan bergerak di dunia pendidikan. 6
     Keempat, jaga kesehatan. Sebuah penelitian memaparkan, pensiun ternyata bukan penyebab orang menjadi cepat tua dan sakit-sakitan. Justru sebaliknya, masa ini berpotensi meningkatkan kesehatan karena waktu untuk berolah tubuh kian banyak daripada saat aktif bekerja. Lima tahun pertama masa pensiun sangat menentukan kondisi kesehatan. Karena itu, manfaatkanlah sebaik mungkin untuk menjaga kesehatan. 6
     Kelima, persepsi tentang bagaimana akan menyesuaikan diri dengan masa pensiun. Persiapan ini bukan dilakukan ketika masa sudah dekat, namun jauh sebelumnya. Bagaimana kita bisa menjadi orang yang penuh dengan kepercayaan diri, terutama saat sudah tidak lagi punya jabatan. Jangan sampai kita kurang percaya diri sehingga akan memperbesar kecemasan saat pensiun tiba. 6
     Pensiun jika dipandang sebagai masa yang wajar yang harus dilewati, maka reaksi-reaksi yang timbul adalah wajar-wajar saja. Orang mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dialami. Dengan model pola pikir yang rasional, diharapkan dapat lebih melihat kapasitas dirinya lebih jernih. Ia pun mampu melakukan antisipasi terhadap kegagalan dan keberhasilan sehingga mampu mengatasi hambatan, baik dari diri maupun dari luar. 6
     Masa tua adalah masa yang mendekatkan diri pada Tuhan. Sebagai masyarakat yang religius meyakini bahwa cara yang ampuh dalam mengelola stres dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Adapun tekniknua tergantung pada keyakinan masing-masing. Pandangan masyarakat timur terhadap usia lanjut usia adalah suatu masa untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan urusan atau kegiatan keduniawian. Pada masa ini diyakini masa yang sudah dekat masa kembali kehadirat-Nya. 6
     Program pensiun telah lama berlaku bagi pegawai negeri yang meliputi PNS, Anggota TNI and Polri sejak tahun 1960an. Dalam hal ini, jaminan hari tua Didefinisikan sebagai program pensiun jaminan sosial yang mencakup pensiun hari tua, pensiun cacat dan pensiun ahli waris yang bersifat wajib bagi pengusaha dan tenaga kerja sesuai UU Jaminan Sosial. Dengan kata lain, pensiun jaminan sosial sebagai pensiun dasar yang memberikan manfaat secara berkala sebagai pengganti penghasilan bagi tenaga kerja yang pensiun hingga meninggalnya pencari nafkah utama yang kemudian berlanjut ke pensiun ahli waris, yaitu pensiun janda atau duda dan pensiun anak sampai dengan usia 23 tahun. 7
     Secara kronologi program pensiun sosial bagi Anggota TNI-Polri termasuk PNS yang bekerja di lingkungan Kementerian Pertahanan berlaku efektif sejak tahun 1967 yang berdasarkan UU No 6/1966. Tidak lama kemudian program pensiun sosial bagi PNS berlaku efektif sejak tahun 1970 yang berdasarkan UU No 11/1969. Satu dekade kemudian tepatnya pada tahun 1979 diperkenalkanlah asuransi sosial tenaga kerja (Astek) yang berlaku efektif sejak tahun 1978 sesuai PP No 33/1977. 7
     Dengan berlakunya program Astek menunjukkan cikal bakal adanya sistem jaminan sosial bagai tenaga kerja sektor swasta formal yang meliputi asuransi kecelakaan kerja, asuransi kematian dan tabungan hari tua. Secara teori, JHT Jamsostek dapat didefinisikan sebagai pensiun jaminan sosial, karena seluruh tenaga kerja yang mencapai usia pensiun berhak manfaat JHT yang pembayarannya dapat dilakukan sekaligus atau pembayaran secara berkala atau sebagian berkala (Pasal 14 UU No 3/1992). 7
     Faktanya, penarikan JHT secara sekaligus merupakan preferensi utama bagi peserta yang mencapai usia pensiun. Pembiayaan pensiun jaminan sosial bagi Anggota TNI-Polri dan PNS sebagian besar berasal dari APBN. Adapun iuran pegawai negeri yang ditetapkan sebesar 4,75% gaji pokok adalah sebagai suplemen terhadap program pensiun yang didanai dengan APBN. 7
   Masalah mendasar dalam penyelenggaraan pensiun jaminan sosial bagi tenaga  kerja sektor swasta formal adalah (a) terbatasnya kesempatan kerja di sektor swasta formal, (b) sebagian besar tenaga kerja sektor formal yang berkisar 70% atau sebanyak 26 juta masih bekerja di perusahaan perusahaan usaha skala kecil-menengah dengan rata rata upah per bulan sekitar USD 200 (Info dari Apindo, 2010), (c) berlakunya sistem kontrak kerja antara 2-5 tahun merupakan gangguan terhadap kepesertaan jaminan sosial dan (d) tenaga kerja sektor informal yang begitu banyak lebih dari 70% angkatan kerja dengan penghasilan kurang dari USD 50 per bulan (Statistik Situasi Ketenaga-kerjaan di Indonesia BPS 2007)7
     Sebagaimana mengacu pada UU No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa ada kewajiban pemberi-kerja untuk menganggarkan dana kontinjensi untuk pembayaran pesangon dan penghargaan masa kerja baik sebelum maupun sesudah
usia pensiun. Berdasarkan pada PP No 14/1993 sebagai tindak-lanjut dari UU No 3/1992 diatur bahwa setiap tenaga kerja peserta Jamsostek yang mengalami PHK tetap sebelum usia pensiun berhak menarik saldo JHT setelah memiliki masa iuran minimal 5 tahun. 7
     Perusahaan atau intansi tempat kerja dapat menyelenggarakan program pensiun. Program pensiun adalah suatu program yang mengupayakan tersedianya uang pensiun bagi peserta. Individu maupun kelompok pekerja dapat mengikuti program pensiun. Dana pensiun adalah lembaga keuangan non bank yang menyelenggarakan program pensiun. Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) adalah dana pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja bagi sebagian atau seluruh karyawannya. Dana pensiun merupakan badan hukum dengan manajemen, kegiatan operasional dan kekayaan yang terpisah dari pendirinya.8 Pekerja tidak terlalu cemas pada saat pensiun karena sudah ada dana pensiun yang dikelolaoleh perusahaan tempatnya bekerja.
     Perusahaan/ instansi tempat bekerja membuat program lokarkarya/pelatihan  kewirausahaan kepada pekerjanya sehingga dapat menunbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para calon pensiunan.  Manfaat dari pelatihan kewirausahaan untuk persiapan pensiun yaitu agar para peserta memiliki paradigma positif sebagai pensiunan dan dapat mengelola diri sendiri dan waktu yang tersedia untuk tetap hidup dengan penuh motivasi. Memberi wawasan mengenai kewirausahaan dan bagaimana memulai usaha baru disertai pembahasan dengan praktisi bisnis. 9
     Materi yang dibahas dalam pelatihan ini yaitu tentang perubahan pola kehidupan dari karyawan ke purna bakti, mengatasi stres, depresi dan kekalutan ketika terjadi perubahan, membangun motivasi diri pada masa pensiun, kewirausahaan untuk pemula, strategi menjadi wirausaha, memulai usaha baru dengan realistik. 9
     Hal lain yang akan dilakukan yaitu dengan membuat program wisata dan jalan-jalan dengan karyawan dan istrinya sebagai reward dari perusahaan atas jasa dan pengabdiannya pada perusahaan. Program wisata ini salah-satu aspek yang akan dituju yaitu kebersamaan antar karyawan yang akan pensiun sehingga dia merasa banyak yang mempunyai nasib yang sama serta merasa kebersamaan antar sesama calon pensiunan. Wisata yang dilakukan  yaitu wisata rohani serta ke tempat-tempat percontohan kewirausahaan yang dilakukan oleh pensiunan sehingga dapat meningkatkan motivasi mereka untuk berwirausaha.9



Daftar Pustaka
1.     Rosalina, J. Pensiun stress dan bahagia. [diunduh tanggal 1 Juli 2011] diambil dari : all about stress.com

2.     Rahayu, S. Studi tentang kesiapan dalam menghadapi masa pensiun pada karyawan yang sedang memasuki persiapan pensiun di perusahaan PT. Badak NGL. 2009.

3.     Sumantri, S. Psikologi personnel. Materi kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Kebidanan. Bandung: UNPAD;2011.

4.     Abikusno, N. Model pendekatan bio-psiko-sosial pada masa pensiun. Jakarta: Universitas Meidina: vol 24 (2): 105-10.

5.     Indriasari, C. Hadapi pensiun dengan tenang. Dalam Gema Jamsostek menggantang asa saat krisi. PT Jamsostek [penyunting]. Jakarta: PT jamsostek, 2008; 11.

6.     Helmi, AF. Stres manajemen untuk karyawan pra purna karya. Yogyakarta: UGM; 2008.


7.     Purwoko, B. Analisis hubungan kausal dalam penyelenggaraan program pensiun di Indonesia.Jakarta: Universitas Pancasila; 2009.

8.     Mengenal program pensiun perencanaan kesejahteraan hari tua. [diunduh tanggal 1 Juli 2011] diambil dari : www.bapepam.go.id/dana_pensiun/publikasi.../Brosur%20Program.pdf

9.     Lokakarya kewirausahaan untuk persiapan pensiun. . [diunduh tanggal 1 Juli 2011] diambil dari : pusdiklat.bpk.go.id/Program/loka2.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar